Tradisi Budaya

Sejarah Masyarakat Bengkulu: Tarian, Musik, dan Upacara

Mempelajari asal-usul, fungsi, gerakan, dan nilai budaya dalam Tari Andun, Tabot, Dol, Bedikir, dan Kedurai Agung.

1. Tari Andun: Tarian Pergaulan Muda-Mudi

Ilustrasi Tari Andun, tarian pergaulan muda-mudi
Gambar 1.1: Tari Andun, berasal dari Bengkulu Selatan, sering ditampilkan pada pesta panen dan upacara perkawinan.

Science: Asal Usul dan Fungsi

Tari Andun berasal dari Bengkulu Selatan (Serawai, Besemah). Fungsi utamanya adalah sebagai **tari pergaulan** pada pesta panen dan perkawinan (bimbang), menjadi sarana muda-mudi mencari jodoh.

Fungsi Sosial: Mengajarkan sopan santun dalam pergaulan (gerak ajakan-respons) dan memperkuat kebersamaan melalui pola lantai melingkar.

Gerakan Dasar dan Pola Lantai

Gerakan dasar sederhana meliputi:

  • Mbukak: Tangan terbuka ke samping, menggambarkan keramahan dan kesiapan menerima pasangan.
  • Naup: Tangan mengepal ke arah badan saat mundur, melambangkan sikap saling merangkul/tolong-menolong.
  • Nyentang: Posisi membungkuk sedikit, menunjukkan sikap hormat dan sopan santun.

Pola lantai yang digunakan adalah Lurus (keteraturan), Melingkar (kebersamaan), dan Berhadap-hadapan (interaksi pergaulan).

Musik Pengiring & Engineering

Tari Andun diiringi musik tradisional seperti Kolintang dan Rebana, memberikan nuansa meriah.

Rekayasa: Merancang alat musik Kolintang dan Rebana sederhana dari bahan bekas (bonggol kelapa, kaleng, kulit/plastik tebal).

2. Tari Persembahan: Simbol Penghormatan

Penari Tari Persembahan menyambut tamu
Gambar 2.1: Tari Persembahan, tarian penyambutan tamu kehormatan.

Fungsi dan Makna Gerak

Tarian ini berakar dari tradisi masyarakat Rejang yang menjadikan **sirih sebagai simbol kehormatan**. Tarian ini berfungsi sebagai **penyambutan tamu kehormatan** dan sering digunakan dalam upacara adat/pernikahan, mewakili representasi identitas Bengkulu.

Busana: Kebaya cerah, kain songket, hiasan kepala keemasan. Properti utama adalah **Tepak Sirih** (lambang persahabatan dan kejujuran).

Engineering

Gerakan: Lembut, anggun. Tangan terbuka melambangkan hati terbuka, langkah kecil menunjukkan sopan santun. Pola lantai lurus dan lengkung.

Rekayasa: Merancang pola lantai sederhana untuk Tari Persembahan (misalnya 9 penari dibagi menjadi 3 barisan).

3. Musik Dol: Irama Khas Tabot

Pertunjukan musik Dol oleh kelompok pemusik
Gambar 3.1: Musik Dol, alat musik tradisional yang erat dengan tradisi Tabot.

Asal-Usul dan Fungsi

Dol adalah alat musik tradisional Bengkulu yang terbuat dari **bonggol pohon kelapa** dan kulit lembu/kambing. Musiknya memiliki akar dari tradisi **Tabot** (peringatan gugurnya Husain bin Ali).

Fungsi: Mengiringi prosesi Tabot, hiburan rakyat (parade), pemersatu komunitas, dan identitas budaya Bengkulu.

Nilai Budaya: Kebersamaan (menjaga ritme dan pola hitungan), semangat (irama keras dan ritmis), dan religius (bagian dari tradisi Tabot).

4. Upacara Tabot: Peringatan Pahlawan Karbala

Struktur menara Tabot yang diarak
Gambar 4.1: Tabot, bangunan seremonial yang diarak, simbol keranda cucu Nabi Muhammad.

Sejarah dan Rangkaian Ritual

Tabot adalah tradisi 1–10 Muharram untuk mengenang syahidnya **Husain bin Ali**. Tradisi ini dibawa oleh penyiar Islam dari Jazirah Arab melalui India dan populer sejak masa Imam Senggolo (Syekh Burhanuddin).

Rangkaian Prosesi:

  1. Pengambilan Tanah: Mengambil tanah dari tempat keramat (simbol awal penciptaan).
  2. Duduk Penja: Membersihkan Penja (logam berbentuk telapak tangan, simbol penghormatan).
  3. Meradai/Menjara: Pengumpulan dana dan kunjungan antar kelompok Tabot.
  4. Arak Gedang: Arak-arakan besar Tabot diiringi musik Dol (puncak acara).
  5. Tabot Tebuang: Penutupan pada 10 Muharram, Tabot dibuang ke laut (simbol pelepasan).

Engineering & Mathematics

Rekayasa: Merancang kerangka Tabot (bertingkat 3–5) agar seimbang dan kokoh.

Matematika: Mengukur tinggi dan lebar Tabot dengan perbandingan skala. Mempelajari bentuk geometri dan simetri pada ornamen Tabot.

5. Seni Bedikir: Syair Islami dan Dakwah

Pengertian dan Fungsi

Bedikir adalah seni tradisi khas Bengkulu berupa lantunan **syair Islami** yang dinyanyikan secara berirama, diiringi alat musik **Redap** (alat musik pukul bermembran). Berkembang sejak masuknya Islam (abad ke-16/17).

Fungsi: Media **dakwah** (menyampaikan pesan moral dan keimanan) serta mempererat **persaudaraan** dan gotong royong.

Grup Bedikir melantunkan syair Islami
Gambar 5.1: Bedikir, wujud akulturasi seni dan agama di Bengkulu.

Engineering

Rekayasa: Membuat sketsa rancangan alat musik Redap sederhana dari bahan bekas (misalnya kaleng, plastik tebal sebagai membran).

6. Kedurai Agung: Pesta Syukur Panen

Prosesi adat Kedurai Agung suku Rejang
Gambar 6.1: Tradisi Kedurai Agung sebagai ungkapan syukur panen raya.

Asal Usul dan Makna

Tradisi suku Rejang Lebong dan Lebong. Merupakan **pesta adat besar** (Kedurai Agung) yang diadakan setelah panen raya sebagai ungkapan **syukur** atas hasil bumi yang melimpah.

Tujuan: Menumbuhkan rasa syukur, mempererat hubungan sosial, gotong royong, dan melestarikan kearifan lokal.

Engineering & Mathematics

Rekayasa: Merancang miniatur Balai Adat sederhana dari bahan bekas (kardus, stik es krim, kain) sebagai tempat pelaksanaan Kedurai Agung.